Rabu, 30 November 2011

PAHLAWAN DULU, KINI DAN NANTI


Ada sejarah besar yang terjadi pada 10 November 1945. Terjadi pertempuran di kota Surabaya-Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945) dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional
Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Arek-arek Suroboyo (sebutan untuk pemuda Surabaya) pada saat itu berjuang melawan serdadu NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang di kepalai oleh Belanda dan Inggris. Setidaknya 6.000-16.000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan hingga sekarang.
Meskipun kita tak bisa merasakan pertempuran yang terjadi kala itu, setiap tahunnya kita bisa merenungi dan meneladani langkah-langkah para pejuang. Di Surabaya, terdapat museum dan monumen Tugu Pahlawan yang biasa dimanfaatkan oleh wisatawan untuk melihat dan hadir ditempat di mana tetes darah perjuangan mengalir.
Namun, kini kita nampaknya masih dijajah. Penjajahan yang kita alami saat ini tidak sama dengan apa yang dialami arek-arek Suroboyo ketika melawan Inggris puluhan tahun silam. Yang dengan senjawa bambu runcing. Tidak sama! Tapi bentuk penjajahan yang kita alami saat ini adalah penjajahan pikiran dan sistem. Lihatlah bagaimana Indonesia kini semakin terpuruk. Kemiskinan, kelaparan dan korupsi masih merajalela. Inikah yang dinamakan dengan merdeka? Belum cukup!
Kitalah kini yang harus tampil sebagai pahlawan baru.
Kitalah pahlawan kini dan nanti. ^^

0 komentar: