Jumat, 21 Januari 2011

Mimpi Untuk Indonesiaku

Hari itu, saya teringat cuplikan singkat dari Sir Terence Conran. Ungkapan yang singkat, namun cukuplah membuat kita mengerti satu prinsip tentang kehidupan. Hal yang selalu dibutuhkan semua orang setiap hari adalah makanan dan kebahagiaan. Memang benar, sebagaimana kita tahu bahwa setiap yang bernyawa pasti membutuhkan makanan untuk hidup. Sedangkan kebahagiaan itu sendiri bersifat relatif. Tergantung dari bagaimana kita menjalani dan mensyukuri hidup ini.
***
Jika kita sadar akan keadaan di sekeliling kita, tentu banyak pemandangan yang tak asing lagi. Ya, banyak diantara mereka tergeletak di jalan, tak punya rumah, bahkan tak tahu besok pagi apakah mereka bisa mendapatkan sesuap nasi atau tidak. Miris memang. Tetapi inilah kenyataan pahit yang ada di setiap negara. Di negara kita, Indonesia, khususnya. Negara yang memiliki angka kemiskinan cukup tinggi. Padahal, berbagai sumber daya alam yang dimiliki oleh negara ini dapat dikatakan cukup melimpah. Lalu, apakah yang salah?
Kasus kelaparan dan malnutrisi (kekurangan nutrisi) seharusnya tidak bisa dianggap remeh. Mereka yang hidup kekerangan ataupun mereka yang hidup berkecukupan memang sama-sama bekerja mati-matian. Yang kekurangan, mati-matian mencari makan agar tidak mati kelaparan. Sedangkan yang berkecukupan, berusaha mati-matian untuk menurunkan berat badan (diet). Sebuah fenomena yang sangat bertolak belakang.
Tentu yang harus kita ubah pertama adalah sumber daya manusianya. Pemerintah sebagai wakil rakyat, seharusnya bisa menjalankan tugasnya dalam menyejahterahkan umat. Membuat setidaknya angka kemiskinan dan kelaparan di negeri ini berkurang. Nampaknya, salah satu penyebab kelaparan dan kekurangan nutrisi yang biasanya menimpa anak-anak ini tak lain karena orang tua mereka yang tak berpenghasilan. Lapangan pekerjaan tetap akan terus diperlukan, selain subsidi dari pemerintah untuk mereka yang kelaparan.
Kadang kala, terlintas ide-ide gila yang bergelanyut di pikiran. Menciptakan negara sendiri yang penuh dengan kepedulian. Setidaknya, setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dari manusia lain. Dengan saling bertukar kelebihan, harusnya kita bisa membantu mereka yang kesulitan. Seperti seorang koki, menukarkan makanan yang dia buat, untuk para fakir yang tak bisa memperoleh makanan. Sebagai timbal baliknya, mereka yang fakir semisal mempunyai keahlian dalam hal berbicara, membantu sang koki mempromosikan warung makannya. Sebetulnya banyak cara yang bisa kita tempuh. Meskipun hubungan diplomatis dengan negara lain memang diperlukan, tetapi setidaknya, kita harus membenahi apa yang butuh untuk dibenahi di negara kita dahulu.
Tidak hanya demikian, mungkin saja kita bisa memanfaatkan berbagai profesi yang ada di negara Indonesia. Seperti:
1. Kolaborasi antara dokter, farmasis, dan tenaga kesehatan lainnya dalam menangani anak-anak dan para lansia yang terkena penyakit kekurangan nutrisi (malnutrisi). Dengan menciptakan sebuah serum atau semacamnya yang mungkin setidaknya dapat menekan angka kekurangan gizi di Indonesia.
2. Persatuan Insinyur Pertanian, petani dan nelayan makmur, bisa menukarkan sedikit apa yang mereka miliki macam padi, ikan, dan berbagai sembako lainnya untuk mereka yang membutuhkan.
3. Para peneliti atau ilmuwan. Janganlah hanya membuat penemuan-penemuan hebat tentang cara peningkatan kualitas penghidupan. Tak ada gunanya jika hal tersebut hanya berakhir di meja penelitian. Sosialisasi pada rakyat sangat diperlukan.
4. Menggalakkan kaum para dermawan di negara ini lewat seminar-seminar ataupun aksi kongkrit dari gerakan relawan. Seperti sebuah ungkapan sederhana, sedikit-sedikit lama kelamaan menjadi bukit.
5. Dan lain sebagainya.
Kita sebagai generasi muda, harus bisa menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna amanah nusa dan bangsa.
Membuat yang sebelumnya tak ada menjadi ada.
Membuat yang dulunya hanya harapan kini kenyataan.
Membuat mereka yang tak berarti menjadi sebuah mutira gemilang.
Itulah tugas kita. Sudah kita ketahui bersama bahwa dari berbagai pelosok Nusantara, ada banyak sekali Saudara yang membutuhkan uluran tangan dari kita. Apakah kita tidak tergugah untuk memberitakan apa yang kita miliki barang sedikit. Setidaknya memberikan sedikit pencerahan pada mereka. Memberikan harapan untuk terus menyambung kehidupan. Karena sugesti macam itu bisa menularkan semangat mereka untuk terus bangkit menghadapi kerasnya hidup.
Lewat tulisan ini saya menumpahkan segala yang ada dibenak saya. Meski baru berwujud sebuah untaian kalimat, namun tak ada salanya jika kita mencoba bermimpi. Bermimpi menjadikan Indonesia menjadi lebih baik. Terutama dalam menangani perbaikan gizi rakyatnya.

Yang kita butuhkan adalah orang-orang yang mampu memimpikan
sesuatu yang baru yang tak pernah diimpikan oleh siapapun.
(John F Kennedy)
***

0 komentar: